Alamat

Office : Jl Susukan Raya No. 15A Desa Susukan Bojonggede - Bogor Tlp : 021 87982805 BBM : 552C988E Contact Person Bayu Syahrezza : +628991551947

Minggu, 27 Maret 2016

Gaya Hidup Seperti Ini Hindarkan Pikun Saat Lanjut Usia

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Senin, 28/03/2016 09:33 WIB

Jakarta, Penyakit penuaan seperti demensia sebenarnya tidak muncul begitu saja di usia tua. Pun bisa dicegah seperti halnya penyakit tidak menular lainnya.

Menurut pakar, proses terjadinya penyakit ini berlangsung selama puluhan tahun dan dipengaruhi beragam faktor, di antaranya pola makan, pola olahraga, kebiasaan merokok hingga akses pendidikan dan jaringan pertemanan.

Oleh karena itu, pencegahan terhadap demensia seharusnya tidak dimulai ketika usia sudah memasuki senja, tetapi berpuluh-puluh tahun sebelumnya.

Hal ini juga ditegaskan oleh Kaarin Anstey, seorang ahli geriatri dari Australian National University. "Sama halnya dengan dana pensiun. Anda harus berinvestasi ketika masih muda agar bisa mendapatkan dana pensiun yang banyak di masa tua. Begitu juga dengan otak," katanya.

Kecuali, lanjut Anstey, pada orang-orang tertentu yang memang berpeluang lebih besar terserang demensia karena sejumlah gen dalam tubuhnya. Untuk yang satu ini, demensia sulit dicegah.

Terlepas dari itu, riset membuktikan gaya hidup yang sehat dapat mencegah munculnya kasus demensia hingga sepertiga. "Hanya saja, karena dampak (demensia, red) dari beberapa faktor baru muncul bertahun-tahun kemudian, artinya makin dini perubahan gaya hidupnya dimulai, makin kuat efek perlindungannya nanti," ungkap Anstey seperti dilaporkan ABC Australia.

Menurutnya, waktu terbaik untuk memulai gaya hidup sehat ini adalah di masa kanak-kanak, terutama di usia awal atau usia pembentukan gaya hidup.

Lantas bagaimana dengan mereka yang sudah terlanjur beranjak dewasa? Anstey mengatakan tak ada kata terlambat untuk melawan demensia. Bahkan orang yang telah mengidap kepikunan namun mulai membiasakan diri untuk berolahraga dapat merasakan dampak positif pada kemampuan kognitif atau otaknya.

Apalagi jika ia mau berhenti merokok. "Orang-orang berusia 70-an dan berhenti merokok terbukti mengalami penyusutan otak lebih sedikit ketimbang mereka yang tetap ngebul. Kemampuan otak mereka untuk memproses informasi juga terlihat membaik," papar wanita yang juga direktur Centre for Research on Ageing, Health and Wellbeing, Australian National University tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar