Alamat

Office : Jl Susukan Raya No. 15A Desa Susukan Bojonggede - Bogor Tlp : 021 87982805 BBM : 552C988E Contact Person Bayu Syahrezza : +628991551947

Senin, 18 Januari 2016

Pilih Lagu Upbeat, Pak Ngah Kapok Dibikin Nangis Lesti

17 January 2016

Pilih Lagu Upbeat, Pak Ngah Kapok Dibikin Nangis Lesti

Bintang.com, Jakarta Lesti D'Academy dikenal piawai membawakan lagu mellow yang sanggup membuat menangis pendengarnya. Tetapi di single terbarunya yang berjudul 'Zapin Melayu' nanti justru berirama upbeat dengan nuansa melayu. Diakui pak Ngah selaku pencipta lagu, dirinya tak ingin menangis lagi dengan memberikan Lesti lagu mellow.

"Saya enggak mau Lesti membuat saya nangis lagi. Saya mau dia memberikan keceriaan. Lagunya sederhana dengan musik yang rancak," aku pak Ngah disela-sela proses rekaman lagu Zapin Melayu, kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016).

Bagi Lesti, Zapin Melayu menjadi seuatu yang baru lantaran bernuansa melayu. Sangat berbeda dengan single pertamanya yang dangdut asli dan amat syahdu. "Lagu pertama kan pure dangdut melow. Untuk arabnya agak sedikit mengerti, cuma belum fasih. Menyatukan melayu dan arab enggak gampang," aku Lesti.

Berbeda dari pengakuan Lesti, jutru pak Ngah yakin runner D'Academy Asia ini bisa melumat habis lagu yang diciptakannya. Apalagi jika melihat kualitas Lesti dalam bernyanyi yang sangat mumpuni. "Saya yakin Lesti pasti bisa," ujar pak Ngah.

Lagu Zapin Melayu sendiri bercerita tentang keindahan tarian Zapin Melayu. Dari gerak tubuk hingga keindahan busana yang diusung penari dipaparkan dalam lirik lagu tersebut. "Ini tentang keindahan tari zapin, bagimana keindahan geraknya, keindahan kostumnya," jelas Pak Ngah.

Selain Lesti yang, Kedua finalis ajang D'Academy Asia lainnya, Danang dan Siha juga mendapat kesempatan membawakan lagu ciptaan arranger legendaris asal Malaysia itu. Pak Ngah merasa bersyukur bisa bekerjasama dengan 3 pedangdut yang sangat bertalenta. "Jadi kita lihat hari ini sepert apa," pungkas pak Ngah. (Nizar Zulmi)

10 Upacara Pemakaman Paling Tidak Lazim di Dunia

Upacara pemakaman bisa dilakukan dengan berbagai cara, dikremasi, menyusur tanah, dan bahkan pembakaranpun dilakukan berbagai orang untuk menempatkan orang-orang yang mereka cintai ditempat peristirahatan terakhirnya. Pemakaman muslim dan non muslim pula sangatlah banyak dilakukan berbagai orang entah dihiasi ataupun diberikan pakaian.

Berbagai cara untuk memakamkan orang-orang meninggal masihlah banyak, aneh, unik, dan bahkan ekstrim pun bisa dilakukan dalam sebuah upacara pemakaman. tradisi bahkan budaya turun temurun dalam memakamkan orangpun amatlah banyak entah dimakamkan diatas batu, ditenggelamkan, dan bahkan dibiarkan dimakan burung bangkai. Namun, bagaimana jadinya jika upacara pemakaman tersebut dilakukan dengan cara yang tidak lazim dan bahkan gila. Upacara pemakaman yang seharusnya dilakukan dengan penuh hikmat dan penuh air mata justru malah sebaliknya dilakukan dengan penuh rasa kecewa.

Misalnya saja 10 upacara pemakaman unik berikut, upacara-upacara ini dilakukan dengan cara yang tidak lazim dan bahkan gila untuk melepas orang yang mereka cintai. Membuang mayat, Berdansa dengan mayat, dan bahkan Memakan mayatpun dilakukan dalam upacara pemakaman tersebut. Beragam upacara pemakaman tidak lazim dan gilapun masihlah banyak, Nah mau tau upacara pemakaman seperti apa saja. Berikut Ulasannya :

Exposure


Zoroastrianisme percaya bahwa setelah kematian tubuh hanya membuat pencemaran saja. Kremasi atau penguburan dikesampingkan karena mereka beranggapan akan mencemari unsur-unsur sakral seperti api dan bumi. Jadi, mereka melakukan sebuah ritual yang disebut eksposure orang mati. Tubuh almarhum disimpan di menara yang disebut Tower of Silence dan dibiarkan dimakan oleh burung nasar. Praktek ini sekarang masih dilakukan di anak benua India. Berkurangnya populasi Hering burung pemakan bangkai di India telah menyebabkan proses ini menjadi mengerikan. Beberapa Foto terakhir, menunjukkan tumpukan mayat semakin membusuk di atas Tower di Mumbai (India), dan membangkitkan kontroversi dalam masyarakat.

Puasa Untuk Kematian


Vimla Devi, seorang wanita India melawan kanker, meninggal pada 2006. Penyebab kematian itu bukan kanker tapi puasa selama 13 hari yang disebut santhara. Ini kematian sukarela dengan puasa yang dipraktekkan oleh Jain, sebuah komunitas yang percaya anti kekerasan terhadap semua makhluk. Santhara biasanya dimulai setelah orang memutuskan bahwa tujuan hidupnya sudah tercapai dan siap untuk pemurnian spiritual. Dikenal ritual yang mirip, yang sering dianggap sebagai bentuk bunuh diri atau euthanasia. Namun, dalam komunitas, santhara menabukan hal ini.

Mumifikasi Diri Sendiri


Hal ini membuat ritual menjelang kematian terdengar seperti lelucon. Beberapa biksu Budha yang disebut Sokushinbutsu di Jepang tidak hanya melakukan bunuh diri, mereka juga melakukannya dengan cara yang dipercaya menyebabkan mereka menjadi mumi. Proses ini dimulai dengan diet kacang dan buah-buahan dikombinasikan dengan kegiatan fisik yang keras. Penghapusan lemak tubuh tercapai dengan langkah pertama. Langkah kedua melibatkan kehilangan cairan tubuh dan meracuni tubuh mereka untuk mencegah serangan belatung. Ini dicapai dengan mengkonsumsi kulit, akar dan teh beracun selama seribu hari.

Pada tahap terakhir, biarawan itu akan memasuki sebuah makam batu, duduk dalam posisi lotus dan menunggu kematian. Dia akan membunyikan lonceng setiap hari untuk membiarkan sesama biarawan tahu bahwa dia masih hidup. Dan kemudian ketika lonceng tidak lagi berbunyi, para biarawan akan menyegel makam, menunggu 1000 hari lagi sebelum membukanya untuk memverifikasi mumifikasi itu.

Endocannibalisme


Mungkin ini ritual kematian terburuk yang pernah ada. Endocannibalisme adalah praktik di mana orang memakan tubuh orang yang mati. Ide di balik kebiasaan mengerikan ini adalah kepercayaan bahwa dengan memakan tubuh si mati maka sekaligus akan ‘menghisap’ sifat-sifat almarhum untuk asimilasi roh. Beberapa suku di Amerika Selatan dan Australia dikatakan telah mempraktekkan ritual menyeramkan ini. Tapi banyak akademisi merasa endocannibalisme adalah tuduhan palsu dilemparkan oleh kolonial pada masa awal untuk mendapatkan alasan dominasi politik. Menurut antropolog Napoleon Changon, komunitas Yanomamo di Amerika Selatan masih makan abu dan sisa tulang orang yang mati setelah di kremasi.

Peti Mati Fantasi

Jika saja Elvis meninggal di Teshi (Ghana), maka dia akan dikuburkan dalam sebuah peti mati berbentuk gitar. Warga pinggiran Accran ini mempunyai kebiasaan menguburkan mereka yang mati dalam peti mati fantasi. Peti mati ini mengambarkan profesi almarhum. replika raksasa botol coke, buah-buahan atau ‘gadget’ lainnya akan ditampilkan di ruang pamer peti mati.

Kematian Yang Mempesona

Orang-orang sekarang dapat ‘memakai’ orang yang mereka cintai di jari-jari mereka. Sebuah perusahaan Amerika yaitu LifeGem menawarkan kesempatan bagi mereka yang mati dan dicintai menjadi sebuah berlian sintetik. Proses ini dimulai dengan menangkap karbon dari tubuh pada saat dikremasi dari almarhum. Karbon dari tubuh orang mati ini kemudian diubah menjadi grafit selanjutnya menjalani sebuah proses dengan suhu dan tekanan sangat tinggi untuk mendapatkan kristal mengilap seperti berlian. Harganya berkisar dari $ 3500 sampai $ 20,000 tergantung pada ukuran karat.

Pemakaman Tana Toraja

Pemakaman di wilayah Tana Toraja Indonesia adalah sebuah ritual agung. Upacara pemakaman disertai dengan musik, tari-tarian dan pesta untuk sejumlah tamu. Dimengerti, kematian di sini adalah sebuah kesempatan mewah dengan harga yang mahal. Jadi, keluarga almarhum diberikan penangguhan, mereka tidak perlu menguburkan tubuh mayat dengan segera. Mereka hanya dapat membungkusnya dan menyimpannya di dalam rumah mereka, sementara mereka menabung untuk biaya pemakaman. Tabungan dapat waktu berminggu-minggu, bulan atau bahkan bertahun-tahun. Sementara waktu itu, mayat diperlakukan sebagai orang sakit dan dimasukkan dalam rutinitas sehari-hari. Sebuah pemakaman yang sebenarnya terjadi ketika keluarga melakukan upacara kematian dan peti mati ditempatkan di kuburan berupa gua atau tergantung di tebing.

Pemakaman Langit

Iklim keras Tibet dan tanah berbatu-batu membuat pemakaman di sana terasa mustahil. Jadi, warga Buddha di Tibet sering pergi untuk sebuah ‘pemakaman langit’ di mana tubuh akan cincang, dicampur dengan tepung dan diatur sedemikian rupa agar dimakan oleh burung-burung pemakan bangkai. Mereka percaya bahwa tubuh hanyalah sebuah kapal untuk jiwa dan harus kembali ke alam.

Berdansa Dengan Orang Mati

Percaya atau tidak, orang Malagasi di Madagaskar mengeluarkan orang mati dari kubur dan melakukan perayaan bersama mereka. Ritual yang disebut Famadihana ini meyakini semangat almarhum akan bergabung dengan nenek moyang mereka setelah tubuhnya membusuk. Perayaan yang diiringi dengan tarian-tarian bersama mayat ini diadakan sekali setiap tujuh tahun sekali dan merupakan waktu reuni keluarga bersukacita.

Pemakaman Dengan Penari Tanpa Busana

Menghadiri upacara kematian dapat menjadi membosankan, kecuali ada penari t***njang profesional di pemakaman. Di wilayah Donghai China, pemakaman sebenarnya simbol status. Reputasi orang mati dan kehormatan dianggap berbanding lurus dengan jumlah orang yang menghadiri pemakamannya. Jadi, keluarga menyewa penari untuk menarik orang banyak. Pihak berwenang Cina telah mulai menindak praktek ini setelah gencarnya media-media mulai memberitakan kasus tersebut.

sumber