Alamat

Office : Jl Susukan Raya No. 15A Desa Susukan Bojonggede - Bogor Tlp : 021 87982805 BBM : 552C988E Contact Person Bayu Syahrezza : +628991551947

Rabu, 28 Desember 2011

HADDAD ALWI IN ACTION

"HADDAD ALWI BIOGRAPHY" Born on March 13, 37 years ago. Nobody would've expected, not even his loving parents that the son they named Haddad Alwi Assegaf will be known and loved by the hundreds of millions, even beyond national boundaries. The expression of love and longing for his Lord and His Prophet, Allah Subhanahu Wa Ta'ala and Rasulullah Shollollohu 'Alaihi wa Alihi Wa sallam, sung in ten different albums between 1997-2003 has sown an intricate bond of love among the people. Different people call him different names, from those that call him Kak ("brother") Haddad, Habib Haddad, referring to his blood line that goes all the way back to the Holy Prophet. Others refer to him as Mas Haddad, according to his native land in Central Java, Bang Haddad in Eastern Indonesia and Ustadz Haddad to those that regard him as a teacher of love and longing for the Messenger. Every day of the year, letters poured in from all corners of the world. Indonesia, Malaysia, Singapore, Brunei, Egypt, Turkey, Iran, Lebanon, other countries in the Gulf and even a visit from the United States. The conflict ridden world, it seems, begins to realize its thirst for Love after being sidelined for much too long. Love of God, Love of the Prophet and Love for others has been a culture in the family's strong tradition of Islam. Even before he was born, ummiy - that's how he call for his beloved mother - was known to recite sholawat (songs of poetry, praise of the Lord and the Prophet). It seems that the experience was then permanently inscribed in the heart of the youngest son. leading him to the path of his life as he is these days... a romantic path of passionate love and longing, reflected in the tone of his voice. Yet, nothing too special was apparent in his life. Dropped out of school and several attempts at being a local merchant. It begins with whatever capital he managed to put together, and ends with running out of them. To begin with no starting capital, put him in debt. Wrong turn, apparently. Then he discovered and pursued the calling of his heart. You might as well try and listen to how Haddad would recite the lines of Love, see if you feel the same thing in your heart. If only you have one..

IZZATUL ISLAM

Tim nasyid Izzatul Islam dibentuk oleh para aktifis dakwah kampus dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) Depok. Di sela-sela kuliah, mereka aktif berlatih di mushalla kampus bernama Mushalla Izzatul Islam. Tim nasyid FMIPA UI sendiri dibentuk lama sebelum rekaman album pertama Izis; SERUAN. Tim nasyid FMIPA UI telah ada sejak tahun 1992, anggotanya antara lain adalah Ust. Ahmad Sahal, Lc (Kaderisasi DPP PKS) dan Nurcholiq Ramdhan (Direktur PT.Nada Cipta Raya). Anggota lainnya keluar-masuk, tergantung kesibukan masing-masing. Kalau kosong, ya ikut latihan atau ikut pementasan. Ada seorang personel yang cukup berbakat dan komitmen mengembangkan tim. Dialah Elva Wiseso. Dengan gigih, beliau mencoba membuat tim nasyid ini lebih profesional. Beberapa anggota potensial kemudian direkrutnya, salah satunya Novi Hardian. Pada perjalanannya, kedua personel inilah yang menjadi inti dari tim nasyid FMIPA UI. Tahun 1994, saat mahasiswa baru hadir, Elva dan Novi rutin melatih beberapa mahasiswa baru itu untuk bergabung kedalam tim. Dari sinilah bergabung nama-nama Afwan Riyadi, Agus Suharyadi d an M Cholid Riza. Tahun-tahun itu, tidak sah menyebut nama tim nasyid FMIPA UI atau Izzatul Islam tanpa menyebut satu nama : Bharata Adhi Dharma. Mas Bar (biasa dipanggil begitu) adalah penggubah semua nasyid Izis kala itu, dan sekaligus menjadi motivator spiritual tim. Beliau, bersama manajer Nurcholiq Ramdhan dan motor tim, Elva Wiseso; memberanikan diri membuat album tim nasyid FMIPA UI. Terkumpul 6 lagu karya Mas Bar, ust.Sahal dan pak Qodar Selamet (pendidik) serta diselingi 2 nasyid berbahasa Arab; jadilah tanggal 8 Desember 1994 tim nasyid FMIPA UI merekam album pertama mereka bertajuk SERUAN. Tentu nama tim nasyid FMIPA UI kurang mengglobal. Maka dipilih nama baru untuk tim ini, yaitu tim nasyid Izzatul Islam. Diambil dari nama Mushalla kampus FMIPA UI serta misi tim dalam bernasyid, yaitu izzul Islam wa Muslimin (memuliakan Islam dan kaum Muslimin). Anggota Izis pada awalnya selalu bergantian. Jumlahnya-pun sangat besar untuk ukuran tim nasyid; pernah hingga 23 orang! Ini dikarenakan program rekruting personel baru tim Izis karena personel lamanya banyak yang disibukkan dengan jabatan dalam struktur dakwah kampus. Nama program ini Primavera (ngikutin Kurniawan DY dkk). Dari program ini terlibatlah Eko Sudrajat. Saat itu (medio 1994 – 1996), dunia nasyid tidaklah seperti sekarang ini. Nasyid hanya menjadi bagian dari hiburan dalam acara seminar-seminar Islam yang dahulu marak sekali. Sesekali saja ada acara pentas seni Islam. Namun Izis kala itu sudah lumayan “dikenal”. Paling tidak, kota Bandung, Yogya dan Solo pernah mereka sambangi. Juga terlibat dalam pementasan besar di TIM dan Erasmus Huis Jakarta serta Dago Tea House Bandung bersama 2 tim besar saat itu; Snada dan Suara Persaudaraan. Tahun 1996, setelah meluncurkan 3 album (Seruan, Ramadhan dan Untuk Sebuah Cita), mas Bar mengundurkan diri dari Izis. Hal ini sempat menjadi pukulan besar mengingat beliau adalah penggubah nasyid serta motivator tim. But show must go on, kata orang sono. Izis haruslah tetap eksis dalam dakwah melalui nasyid. Setelah badai krisis dan demonstrasi reformasi, Izis bersiap kembali berkiprah. Saat itu, jumlah personel amat menipis, tinggal 7 orang saja. Itupun 4 orang sudah lulus kuliah (Elva, Novi, Marzuki dan Eko). Namun dengan azzam kuat, lahir jugalah album Izis (yang mungkin paling dikenal) Kembali..!. Aransemen album ini digarap oleh Fathurrahman, teman dekat manajer Nurcholiq Ramdhan. Pada awalnya, Fathur diplot sebagai pengganti mas Bar; motivator di luar arena. Namun melihat kebutuhan tim, Fathur akhirnya menjadi personel tim nasyid. Dari sinilah, Izis melepaskan diri dari bayang-bayang FMIPA UI. 7 personel (Afwan, Agus, Cholid, Eko, Elva, Fathur dan Novi; sedang Marzuki pergi ke Rusia) yang terlibat dalam album Kembali..! inilah yang kemudian “ketiban rejeki” bisa berkeliling nusantara. Seluruh kota besar di pulau Jawa disambanginya. Juga beberapa kota di Sumatra. Jaulah (perjalanan) keluar kota ini berlanjut terus hingga promosi album Berderap di Jalan Panjang serta VCD Izis Marching Out. Kerja yang cukup keras saat itu, dimana Izis menghasilkan 2 album dan 1 VCD serta menggelar 2 konser tunggal hanya dalam rentang waktu 2 tahun! Belum lagi kesibukan promosi ke berbagai daerah yang terus menguras tenaga. Tak heran, personel Izis kadang tidak lengkap dalam berbagai show. Juga beberapa personel drop fisiknya. Pernah, salah satu personel harus pulang menggunakan taksi kerumahnya setelah show di : Solo! Show luar kota juga sedikit memiliki kenangan, paling tidak bagi Novi Hardian. Saat pernikahannya, Izis sedang manggung di Batam. Jadi tidak satupun personel Izis hadir dalam pernikahannya. Juga saat kelahiran putra pertama Novi, sang bapak baru itu sedang manggung di Tegal. Jadilah, momen perubahan status sebagai ayah itu tidak dihadirinya sendiri. Momen besar Izis terjadi lagi di pertengahan tahun 2002. Elva sang motor tim, mengundurkan diri. Kegalauan cukup merasuk saat itu, namun tidak lama. Izis justru menambah 2 orang personel yang cukup mumpuni dalam musik; Muji Raharjo dan Noorahmat Pudyastomo. Format nasyid Izis kembali mengalami pengayaan sejak masuknya 2 personel tersebut. Keduanya memiliki back ground musik klasik, menambah artistik aransemen musik Izis menjadi tidak asal teriak dan semangat saja. Tahun 2004, kembali terjadi perombakan. Kali ini pada posisi manajer. Nurcholiq Ramdhan, pendiri serta manajer tim sejak berdirinya, mengundurkan diri karena kesibukannya menangani PT.Nada Cipta Raya yang saat itu berkembang amat pesat. Maka dimintalah Ali Amril, mantan personel Izis juga, untuk menangani tim. Hasilnya-pun cukup dahsyat. Izis sukses menelurkan 3 album, 3 VCD serta 3 konser hanya dalam waktu 2 tahun!!! Penjualan album lama digenjot kembali, juga pementasan keluar kota kembali digelar setelah lama absen. Maka beberapa kota baru disambangi, antara lain Mataram, Denpasar, Serang serta Makassar

Wisata Hati

Yusuf Mansyur Laki-Laki Islam Jakarta, 19 Desember 1976 LIHAT: - Berita Terakhir Yusuf Mansyur - Galeri Foto Yusuf Mansyur - Arsip Berita Foto Yusuf Mansyur - Koleksi Video - Lirik Lagu Yusuf - Komentar Fans Biografi : PERSONAL Ustad Yusuf Mansyur dikenal sebagai pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran Bulak Santri, Cipondoh, Tangerang dan pimpinan pengajian Wisata Hati. Ustad kelahiran Jakarta, 19 Desember 1976 ini melalui perjalanan berliku sampai menjadi ustad terkenal seperti sekarang. Ustad Yusuf lahir dari keluarga Betawi yang berkecukupan pasangan Abdurrahman Mimbar dan Humrif'ah dan sangat dimanja orang tuanya. Lulusan terbaik Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol, Jakarta Barat, tahun 1992 ini pernah kuliah di jurusan Informatika namun berhenti tengah jalan karena lebih suka balapan motor. Meski tak sempat menuntaskan kuliah, Ustad Yusuf bersama dua temannya mendirikan perguruan tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika. Ustad Yusuf menikah dengan Siti Maemunah dan telah dikaruniai tiga orang anak. Pertengahan November 2009, Ustad Yusuf tertimpa musibah. Rumahnya dirampok, dan ia kehilangan uang sekitar Rp100 juta beserta barang berharga. Namun, beliau menolak memperpanjang kasusnya di polisi. KARIR Pada tahun 1996, dia terjun di bisnis Informatika. Sayang bisnisnya malah menyebabkan ia terlilit utang yang jumlahnya miliaran. Gara-gara utang itu pula, Ustad Yusuf merasakan dinginnya hotel prodeo selama 2 bulan. Setelah bebas, Ustad Yusuf kembali mencoba berbisnis tapi kembali gagal dan terlilit utang lagi. Cara hidup yang keliru membawa Ustad Yusuf kembali masuk bui pada 1998. Saat di penjara itulah, Ustad Yusuf menemukan hikmah tentang shodaqoh. Selepas dari penjara, Ustad Yusuf berjualan es di terminal Kali Deres. Berkat keikhlasan sedekah pula, akhirnya bisnis Ustad Yusuf berkembang. Tak lagi berjualan dengan termos, tapi memakai gerobak, Ia juga mulai punya anak buah. Hidup Ustad Yusuf mulai berubah saat ia berkenalan dengan polisi yang memperkenalkannya dengan LSM. Selama kerja di LSM itulah, Ustad Yusuf membuat buku WISATA HATI MENCARI TUHAN YANG HILANG. Buku yang terinspirasi oleh pengalamannya di penjara saat rindu dengan orang tua. Tak dinyana, buku itu mendapat sambutan yang luar biasa. Ustad Yusuf sering diundang untuk bedah buku tersebut. Dari sini, undangan untuk berceramah mulai menghampirinya. Di banyak ceramahnya, ia selalu menekankan makna di balik sedekah dengan memberi contoh-contoh kisah dalam kehidupan nyata. Karir Ustad Yusuf makin mengkilap setelah bertemu dengan Yusuf Ibrahim, Produser dari label PT Virgo Ramayana Record dengan meluncurkan kaset Tausiah Kun Faya Kun, The Power of Giving dan Keluarga. Konsep sedekah pula yang membawanya masuk dunia seni peran. Melalui acara Maha Kasih yang digarap Wisata Hati bersama SinemArt, ia menyerukan keutamaan sedekah melalui tayangan yang didasarkan pada kisah nyata. Ustad Yusuf juga menggarap sebuah film berjudul KUN FA YAKUUN yang dibintanginya bersama Zaskia Adya Mecca, Agus Kuncoro, dan Desy Ratnasari. Film ini merupakan proyek pamungkas dari kegiatan roadshow (ceramah keliling) berjudul sama selama Januari-April 2008. Melalui Wisata Hati, ia menyediakan layanan SMS Kun Fayakuun untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang ada. Ia juga menggagas Program Pembibitan Penghafal Al Quran (PPPA), sebuah program unggulan dan menjadi laboratorium sedekah bagi seluruh keluarga besar Wisata Hati. Donasi dari PPPA digunakan untuk mencetak penghafal Alquran melalui pendidikan gratis bagi dhuafa Pondok Pesantren Daarul Quran Wisata Hati.

IIS DAHLIA




Iis Dahlia (lahir di Bongas, Indramayu, Jawa Barat, 29 Mei 1972; umur 39 tahun) adalah seorang penyanyi dangdut yang juga permain sinetron Indonesia. Penyanyi yang mempunyai nama asli Iis Lailiyah ini lahir dari pasangan Makmuri dan Qomariyah. Lagu Iis yang terkenal antara lain, "Tamu Tak Diundang", dan "Bunga Seroja." Daftar isi [sembunyikan] 1 Karier dangdut 2 Karier sinetron 3 Kehidupan pribadi 4 Diskografi 5 Filmografi 6 Sinetron 7 Iklan 8 Pranala luar Karier dangdut Sejak masih kecil Iis sangat suka menyanyi dan bercita-cita menjadi penyanyi. Bahkan saat masih duduk di bangku kelas 4 SD, Iis telah tampil di panggung menyumbangkan lagu dengan iringan organ tunggal dalam pesta perkawinan atau perayaan 17 Agustus. Pada masa itu, Elvy Sukaesih sedang naik daun, dan nama Evie Tamala baru mu­lai merambat naik. Demi meraih cita-citanya sebagai penyanyi, Iis melanjutkan SMP-nya di Bandung. Selain sekolah, Iis juga les vokal di HAPMI (Himpunan Artis Penyanyi dan Musisi Indonesia). Ia belajar pada Jajat (almarhum), vokalis grup band Paramour. Salah seorang peserta les vokal di tempat ini, yang akhirnya berhasil menjadi penyanyi kenamaan adalah Inka Christie. Namun Bandung belum memuaskan keinginan Iis. Akhirnya dia hijrah ke Jakarta saat naik ke kelas 2 SMP. Iis mulai menyanyi di Taman Impian Jaya Ancol setiap malam Minggu dan mendapat honor sebesar Rp90.000 setiap bulannya. Iis masih berusia 14 tahun kala itu. Tidak lama setelah dikontrak sebagai penyanyi tetap di Ancol, Iis kemudian juga dikontrak menjadi penyanyi tetap di Taman Ria Monas dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Perjuangan Iis agar dapat menajdi penyanyi profesional sangat berliku. Iis pernah ditipu saat ingin mengikuti tes acara Wajah Baru di TVRI, satu-satunya stasiun teve yang ada di Indonesia saat itu. Uang sebesar RP800.000 (jumlah yang sangat besar saat itu) amblas ditilep seorang wanita yang mengaku mampu menyertakan Iis dalam acara tersebut. Namun Iis tak pantang menyerah. Akhirnya tahun 1990, Iis mendapat kesempatan tampil dalam acara Wajah Baru di TVRI. Dari acara inilah akhirnya Iis ditawari kontrak untuk membuat delapan album rekaman sekaligus. Meski sempat ragu karena rekaman yang dimaksud adalah un­tuk album lagu-lagu dangdut, Iis menanda­tangani surat perjanjian kontrak rekaman itu. Untuk setiap al­bum Iis dibayar Rp750.000 dan produser langsung melunasi pembayaran kontrak untuk delapan album itu. Album pertama Iis tidak sukses, meski ia mengubah namanya menjadi Iis Dahlia agar terdengar lebih komersial. Namun berkat lagu "Tamu Tak Diundang" dalam album keduanya, nama Iis langsung melambung. Konon penjualan album keduanya ini menembus angka satu juta kopi. Iis juga dianggap sebagai penyanyi dangdut yang ikut "menaikkan kelas" musik dangdut di mata masyarakat, di samping Evie Tamala, Ikke Nurjanah, dan Cici Paramida. Hal ini karena penampilan Iis terkesan kalem tapi berkelas, kostum yang tidak berlebihan, dan goyangan yang tidak seronok. Penampilan dan reputasi mereka tak kalah dengan penyanyi-penyanyi pop atau jazz. Penghargaan pertama yang diterima Iis adalah HDX Award (1992). Ini untuk menghargai penjualan album Iis yang berhasil mencapai jumlah tertinggi pada tahun itu. Suatu prestasi yang tak gampang diraih, karena selama bertahun-tahun posisi itu selalu ditempati Itje Tresnawati. Iis juga mendapat penghargaan saat ajang Anugerah Dangdut TPI (ADTPI) 1997 dinobatkan menjadi Penyanyi Wanita Dangdut Terbaik menyingkirkan Ikke Nurjanah dan Cici Paramida. Karier sinetron Selain menyanyi, Iis pun menjajal dunia seni peran. Beberapa sinetron telah dia bintangi antara lain, Sepekan Sinetron Remaja TVRI (1991), Mata Hati, Seroja (13 episode), Gara-gara, The Lajang, sinetron Ramadhan "Padamu Aku Bersimpuh", dan serial drama "Tiga Orang Perempuan" bersama Christine Hakim dan Vira Yuniar. Kehidupan pribadi Iis menikah dengan Dadang Indrajaya seorang pengusaha yang sudah duda. Dari pernikahan ini mereka dikaruniai seorang anak perempuan Salshadilla Juwita (lahir 14 Juni 1998). Pernikahan ini tidak berlangsung lama. Mereka akhirnya bercerai. Iis pun menikah lagi dengan seorang pilot, Satrio Dewandono, yang biasa disapa Andri. Pernikahan keduanya mendapatkan seorang anak Devano. Iis juga salah satu selebriti Indonesia yang peduli pada lingkungan. Salah satu albumnya, Dangdut Samudera (2004), sebagian besar lagunya bertemakan konservasi kelautan Indonesia. Album ini merupakan kerja samanya dengan pedangdut Tito S. Ismail, yang merupakan adik kandung mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokmin Dahuri. Diskografi Juned (1989) Tamu Tak Diundang (1990) Air Mata Tiada Arti (1990) Janda Kembang (1991) Gadis Desa & Supir Taxi (1991) Arjuna (1992) Cinta Yang Ternoda (1992) Darah Biru (1992) Ibarat Mencari Jarum di Lautan (1993) Mata Hati (1994) Payung Hitam (1995) Cinta Bukan Kapal (1996) Kecewa (1997) Tanda Cinta (1998) Ditinggal Kekasih (1998) Dangdut Samudera (2004) Penguasa Hati (2009)Dalam Lagu "Hampa Hatiku"(Featuring Ungu) Sinetron Sepekan Sinetron Remaja TVRI (1991) Gara-Gara (1996-1997) Bunga Seroja (2000) The Lajang (2001) Tiga Orang Perempuan (2001-2002) PadaMu Kubersimpuh (2001) Mata Hati (2005) [sunting]Iklan Suami Siaga (1998-2000) Contrexyn Kunci Emas Lifebouy Shampoo