Alamat

Office : Jl Susukan Raya No. 15A Desa Susukan Bojonggede - Bogor Tlp : 021 87982805 BBM : 552C988E Contact Person Bayu Syahrezza : +628991551947

Minggu, 17 Januari 2016

Food Container, "Food Court" Kekinian Cocok untuk Nongkrong

JAKARTA, KOMPAS.com – Food Container menjadi salah satu alternatif untuk mencari aneka jenis makanan, sekaligus menjadi tempat nongkrong untuk semua kalangan. Lokasinya berada di daerah Lebak Bulus Raya Nomor 30A, Jakarta Selatan.

Di sini bisa menjadi tempat nongkrong dan juga food court dengan konsep yang menarik. Mengusung tema modern industrial, Food Container memberikan kesan unik, kreatif, dan inovatif.

Tampak depan Anda akan disuguhkan oleh pemandangan container besar. Sedangkan di dalam, interior berdesain ala industrial.

Meskipun Food Container merupakan food court, namun tempat ini menyediakan pelayan unuk membantu pengunjung memesan makanan.

Untuk makanan, Food Container menyediakan beragam menu lengkap yang bisa memenuhi kebutuhan pengunjung dari pagi hingga malam. Mulai dari hidangan pembuka, utama, hingga penutup.

“Pemilihan makanan kita sangat selektif. Menu-menu yang disajikan di sini harus mempunyai unsur keunikan yang tidak bisa didapatkan di tempat lain. Sehingga kita ingin memposisikan Food Container sebagai museum makanan supaya orang yang datang ke sini punya rasa penasaran ingin mencoba,” kata Wiyanna Zarwin, Founder Food Container, Selasa (12/1/2016).


Kompas.com/Ersianty Peginusa Wardhani
Tampak depan Food Container yang berlokasi di Jalan Lebak Bulus Raya Nomor 30A, Selasa (12/1/2016).
Wiyanna menambahkan, melihat perkembangan dunia kuliner yang sangat pesat, pihaknya ingin mengangkat industri-industri kreatif supaya makin dikenal oleh banyak orang.

Mempunyai posisi di tengah perumahan, perkantoran, sekolahan, hingga mall, Food Container selau ramai akan pengunjung. Seperti di pagi hari selalu ada sekelompok ibu yang mencari makan sekaligus mencari tempat untuk ngobrol dan juga arisan.

Bila siang, food court ini selalu ramai akan karyawan yang mencari makanan. Dan ketika sore menjelang malam, Food Container diramaikan oleh sekumpulan anak muda dan keluarga.

Mempunyai 24 tenant ditambah drink corner, harga yang ditawarkan di food coourt  ini mulai dari harga Rp 18.000. Waktu beroperasi pukul 10.00 hingga 22.00 untuk weekdays, dan 10.00 hingga 24.00 untuk weekend.

“Di sisi lain, saya ingin menjadikan tempat ini sebagai salah satu altenatif utama untuk mememnuhi selera pecinta makanan yang bisa menyalurkan atau mencoba makanan yang baru dan unik,” tutup Wiyanna.

Penulis : Ersianty Peginusa Wardhani
Editor : Ni Luh Made Pertiwi F

12 Provinsi Dilintasi Gerhana Matahari Total

JAKARTA, KOMPAS — Peneliti, masyarakat, turis, dan pemerintah mulai bersiap menyambut gerhana matahari total, 9 Maret 2016. Gerhana matahari adalah fenomena langka yang jadi buruan manusia sejak dulu. Kali ini istimewa karena wilayah daratan yang dilalui gerhana total hanya Indonesia.

Jalur totalitas gerhana membentang dari Samudra India hingga utara Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat. Jalur gerhana itu selebar 155-160 kilometer dan terentang sejauh 1.200-1.300 kilometer, yang kali ini melintasi 12 provinsi di Indonesia.

Provinsi-provinsi itu adalah Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung. Selain itu, semua provinsi di Kalimantan (kecuali Kalimantan Utara), Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara juga dilintasi. Namun, tidak semua daerah di provinsi itu dilintasi jalur totalitas gerhana.

"Lama gerhana matahari total (GMT) di Indonesia 1,5-3 menit," kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, di Jakarta, Jumat (15/1).

Di pusat jalur gerhana, gerhana total terpendek terjadi di Seai, Pulau Pagai Selatan, Sumatera Barat, selama 1 menit 54 detik dan terpanjang di Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara, selama 3 menit 17 detik.

Totalitas gerhana terlama terjadi di satu titik di atas Samudra Pasifik di utara Papua Niugini selama 4 menit 9 detik.

Pada Rabu, 9 Maret 2016, gerhana terjadi pagi hari bersamaan dengan perayaan hari raya Nyepi. Di wilayah Indonesia barat, gerhana mulai pukul 06.20 WIB, sedangkan di Indonesia tengah dan timur pukul 07.25 Wita dan 08.35 WIT. Fase GMT rata-rata terjadi satu jam kemudian.

Selama GMT, piringan Matahari tertutup penuh oleh piringan Bulan dan hanya menyisakan cahaya korona atau bagian atas atmosfer Matahari. "Hari yang terang akan berubah seperti senja untuk sesaat," kata Thomas.

Di luar daerah yang dilintasi jalur totalitas gerhana akan mengalami gerhana matahari sebagian (GMS). Daerah yang mengalami GMS akan melihat Matahari berbentuk sabit. "Seluruh wilayah Indonesia, di luar yang mengalami GMT, akan mengalami GMS," lanjutnya.

Peneliti menyebar

Fenomena alam langka itu diburu peneliti dan wisatawan. Data sementara, peneliti Lapan serta Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) akan mengamati GMT di Maba. Tim Lapan juga akan mengamati di Ternate, Maluku Utara.

Tim Program Studi Astronomi ITB dan Observatorium Bosscha ITB tersebar di sejumlah wilayah. Sejumlah peneliti yang tergabung dalam Universe Awareness (Unawe) Indonesia akan melihat GMT di Poso, Sulawesi Tengah. Sebagian lagi akan meneliti di Tanah Grogot, Kalimantan Timur, dan Belitung, Bangka Belitung.

Adapun peneliti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), peneliti Korea Selatan, dan Himpunan Astronomi Amatir Jakarta mengamati gerhana di Palu, Sulteng, dan sekitarnya. Jumlah peneliti asing bisa bertambah mengingat sebagian masih mengajukan izin penelitian.

"Tim BMKG akan meneliti variasi medan magnet Bumi dan anomali gravitasi Bumi selama gerhana," ujar Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Jaya Murjaya dalam peluncuran Hitung Mundur GMT 2016, Kamis (14/1).

Kepala Observatorium Bosscha ITB Mahasena Putra mengatakan, sejumlah peneliti yang tersebar di beberapa daerah itu berencana menyiarkan langsung GMT melalui fasilitas live streaming sehingga totalitas gerhana tetap bisa dinikmati masyarakat di daerah lain.

Selain kegiatan ilmiah, peneliti, komunikator astronomi, dan astronom amatir itu juga akan mengadakan berbagai kegiatan edukasi publik, mengajak menikmati GMT dengan aman. Lalu, menjadikannya sebagai peristiwa budaya yang menyenangkan.

"GMT adalah fenomena alam yang istimewa, belum tentu anak cucu kita akan mengalaminya," kata Premana W Premadi dari Unawe Indonesia.

Pemerintah daerah pun bersiap. Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti, berbagai kegiatan pendukung menjelang hingga sesudah gerhana disiapkan. (MZW)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Januari 2016, di halaman 14 dengan judul "12 Provinsi Dilintasi Gerhana Matahari Total".

Editor : Tri Wahono
Sumber : Harian Kompas