Alamat

Office : Jl Susukan Raya No. 15A Desa Susukan Bojonggede - Bogor Tlp : 021 87982805 BBM : 552C988E Contact Person Bayu Syahrezza : +628991551947

Jumat, 05 Februari 2016

Setelah Menopause, Wanita Lebih Berisiko Alami Radang Sendi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyakit radang sendi atau arthritis umumnya menyerang orang-orang berusia 50 tahun ke atas atau pada wanita setelah menopause. Penyakit arthritis akan menyebabkan rasa nyeri pada sendi akibat rusaknya tulang rawan.


Salah satu jenis penyakit arthritis adalah osteoarthritis, di mana secara progresif mengikis kartilase sendi lutut yang kemudian akan menyebabkan rasa sakit, bengkak, kaku, hingga kesulitan bergerak.


Dalam dunia medis, osteoarthritis termasuk penyakit yang terjadi seiring penuaan dan lebih sering ditemukan pada wanita, terutama setelah menopause. Menurunnya hormon estrogen setelah menopause menjadi salah satu pemicu muncullnya osteoarthritis.


Menurut Dr. Jeffrey Chew Tec-Hock, spesialis bedah tulang dari Mount Elizabeth Novena Hospital, Singapore, osteoarthritis sulit untuk dicegah, karena ini adalah penyakit yang muncul akibat penurunan fungsi organ tubuh.


Faktor risiko arthritis adalah usia, berat badan, genetik, riwayat cedera, dan penyakit seperti tumor. Selain itu, bisa juga disebabkan karena cedera olahraga serta keausan karena aktivitas pekerjaan berat.


“Untuk meminimalkan risiko, biasakan berolahraga rutin sebelum ataupun setelah menopause. Olahraga akan memperkuat otot dan melancarkan peredaran darah. Selain itu menjaga berat badan ideal dan konsumsi makanan sehat bergizi,” ujar Dr. Jeffrey saat temu media dalam acara Health Talk: Bebas Bergerak dengan Bedah Lutut Robotik di Penang Bistro, Jakarta (26/1).


Dr. Jeffrey menambahkan, jangan pernah anggap sepele radang sendi. Jika merasakan sakit di bagian sendi, segera berkonsultasi dengan dokter. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan dengan X-ray. Sehingga, setelah itu dokter dapat memberikan pengobatan yang tepat sesuai kondisi. Ini juga untuk mencegah osteoarthritis semakin memburuk.

Editor : Bestari Kumala Dewi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar