Alamat

Office : Jl Susukan Raya No. 15A Desa Susukan Bojonggede - Bogor Tlp : 021 87982805 BBM : 552C988E Contact Person Bayu Syahrezza : +628991551947

Selasa, 16 Februari 2016

Talk too much about unimportant thing

Apakah Anda sering diminta supaya diam? Apakah Anda kerap berbicara tanpa pikir panjang dan akhirnya menyesali ucapan Anda? Apakah Anda merasa seperti ada begitu banyak suara di kepala dan Anda ingin tahu cara mematikannya? Nah, kabar baiknya adalah siapa saja bisa diam--yang dibutuhkan hanyalah waktu dan kesabaran. Jika Anda ingin tahu bagaimana caranya supaya diam, ikuti langkah-langkah berikut.

Bagian 1 dari 2: Diam Selama Percakapan Berlangsung

1. Berpikirlah dahulu sebelum bicara.

Orang yang banyak bicara tidak memiliki keterampilan penting ini. Maka, lain waktu jika Anda berada dalam suatu situasi di mana Anda ingin sekali mengatakan sesuatu, berhentilah sejenak, jangan terburu-buru, tanyakan kepada diri Anda sendiri apakah yang akan Anda katakan benar-benar akan membantu memperbaiki situasi tersebut. Apakah Anda akan memberi informasi yang dibutuhkan kepada orang lain, membuat mereka tertawa, atau mengucapkan kata-kata menghibur, atau akan mengatakan sesuatu hanya untuk didengar? Jika setelah direnungkan ternyata ucapan yang akan Anda lontarkan tidak bermanfaat untuk siapa-siapa, tahan ucapan Anda.
Satu aturan yang perlu diikuti ketika Anda akan mulai bicara adalah ucapkan satu dari dua hal yang Anda pikirkan. Ketika Anda berusaha tidak terlalu banyak bicara, Anda bisa mengucapkan satu dari tiga hal yang ingin Anda lontarkan, atau satu dari empat hal.

2. Jangan menyela.

Jangan pernah menyela pembicaraan seseorang ketika dia sedang berbicara kecuali Anda pikir yang akan Anda katakan itu penting sekali (jujur saja – kapan ucapan Anda terasa penting?). Menyela pembicaraan seseorang tidak hanya kurang sopan, tapi juga akan mengganggu alur percakapan dan akan membuat Anda tampak seperti orang yang besar mulut. Jika Anda benar-benar ingin memberi komentar atau mengajukan pertanyaan, catatlah terlebih dahulu dan tunggu sampai orang lain itu selesai bicara sehingga Anda bisa mengetahui apakah yang akan Anda sampaikan masih relevan.
Anda akan terkejut melihat betapa banyak pertanyaan Anda yang akan terjawab jika Anda memberi kesempatan orang lain untuk bicara.

3. Ajukan pertanyaan alih-alih berbicara tentang diri Anda sendiri.

Jika Anda sedang berusaha agar tidak terlalu banyak bicara, berarti Anda suka berbicara terus mengenai diri Anda sendiri atau hal-hal yang sangat menarik bagi Anda alih-alih memberi kesempatan orang lain mengutarakan gagasannya. Nah, lain kali, jika Anda terlibat percakapan dan tiba giliran Anda untuk berbicara, lontarkan pertanyaan supaya memperoleh informasi mengenai topik yang sedang Anda diskusikan, atau cari tahu lebih banyak tentang mereka, mulai dari hobi mereka sampai apa yang mereka lakukan untuk bersenang-senang.
Jangan bertindak seperti sedang menginterogasi orang lain atau melontarkan pertanyaan yang membuat orang lain tidak nyaman. Jaga agar pembicaraan terasa santai, bersahabat, dan santun.

4. Hitung mundur dari angka sepuluh sebelum Anda mengucapkan sesuatu.

Jika terlintas pemikiran mengenai komentar yang sangat luar biasa, cobalah diam selama sepuluh detik. Hitung mundur mulai dari sepuluh untuk melihat apakah ide itu tiba-tiba terdengar kurang menarik, atau beri kesempatan orang lain untuk melontarkan ide yang sama sehingga Anda jadi tidak perlu melontarkan apa yang ingin Anda katakan. Cara ini juga sangat membantu jika Anda marah, jengkel, atau ingin mengeluh. Menenangkan diri selama beberapa saat dapat mencegah Anda mengucapkan sesuatu yang akan Anda sesali.
Ketika Anda sudah mahir, Anda bahkan dapat menghitung mundur mulai dari angka lima saja. Bahkan tak perlu waktu yang terlalu lama untuk membantu Anda menimbang apakah Anda perlu tetap diam atau tidak.

5. Dengarkan secara saksama.

Jika ingin tidak banyak bicara, Anda harus menjadi pendengar yang baik. Ketika ada orang yang berbicara dengan Anda, lakukan kontak mata, tangkap hal-hal penting, cobalah menerka apa yang ada di balik ucapan orang itu untuk memahami apa yang sebenarnya dia katakan dan bagaimana perasaannya yang sebenarnya. Biarkan orang itu bicara, tetap sabar, dan jangan sampai perhatian Anda teralihkan seperti sibuk membuka SMS.
Ajukan pertanyaan yang membantu orang itu menjelaskan idenya lebih banyak, tetapi jangan mengajukan pertanyaan di luar topik, yang bisa membuatnya bingung.
Semakin Anda berusaha menjadi pendengar yang baik, Anda semakin tidak tergoda untuk berbicara terus-menerus.

6. Berhentilah mengeluh.

Anda mungkin menghabiskan banyak waktu bicara untuk mengeluhkan segala hal yang membuat Anda kesal hari itu. Anda mungkin terdorong untuk bicara soal lalu lintas kacau yang Anda hadapi pagi itu, surel yang menjijikkan dari seorang teman, atau betapa Anda tidak tahan dengan hawa musim dingin kali ini. Tapi sebenarnya, apa artinya muntahan kata-kata verbal itu? Jika mengeluh soal hal-hal yang tidak bisa Anda ubah memang membuat Anda merasa lebih baik, tuliskan keluhan itu di catatan harian Anda. Keluhan Anda tak perlu diumumkan, bukan?
Jika Anda memang ada masalah dan perlu membicarakan itu, tidak apa-apa; yang dimaksud di sini adalah soal mengeluh semata-mata demi mengeluh.

7. Fokuskan perhatian Anda pada napas.

Jika Anda benar-benar merasa gusar dan ingin mulai berbicara tanpa alasan, fokuskan perhatian terutama pada napas Anda. Hitung berapa kali Anda menarik dan mengeluarkan napas lau berusahalah untuk bernapas lebih dalam. Berhentilah mondar-mandir, dengarkan apa yang terjadi di sekeliling Anda, dan fokus pada pikiran dan perasaan Anda, alih-alih berfokus pada apa yang ingin sekali Anda katakan.
Teknik ini dapat menenangkan Anda dan akan membuat Anda melihat bahwa berbicara itu tidak terlalu penting.

8. Luangkan waktu untuk mencerna apa yang Anda dengar.

Anda mungkin termasuk orang yang langsung bereaksi terhadap sesuatu yang Anda dengar dan ingin segera meluapkan segala yang Anda pikir/tanya/lamunkan, tetapi bukan begini cara terbaik untuk menangani situasi. Jika Anda meluangkan waktu untuk mencerna segala hal yang terjadi dan sungguh-sungguh menyusun pertanyaan atau komentar, Anda bisa mengurangi bicara dan bertanya atau mengatakan sesuatu dengan lebih tepat.
Cara ini akan memberi waktu untuk menata kata dan kalimat sendiri dan tidak langsung melontarkan "tambahan" lain yang tidak menyenangkan bagi orang lain.


Bagian 2 dari 2: Mengurangi Bicara Sepanjang Hari

1. Cari hobi yang menuntut Anda diam.

Latihan diam saat Anda sendirian dapat membantu Anda menjadi lebih pendiam saat berada di sekitar orang banyak. Ada satu cara latihan agar Anda bisa diam, yaitu menemukan hobi yang menuntut Anda diam dan terutama hobi itu bisa Anda lakukan sendirian. Cobalah untuk melukis, menulis kreatif, yoga, menulis lagu, mengumpulkan perangko, mengamati burung, atau apa saja yang menuntut Anda supaya diam dan tidak mengatakan apa pun yang sedang Anda pikirkan.
Membaca juga sangat membantu Anda supaya diam saat mencerna kata-kata yang ada di hadapan Anda.
Cobalah setidaknya selama satu jam Anda tidak mengatakan apa pun saat melakukan hobi. Lalu tambah menjadi dua jam. Kemudian tiga jam. Coba bayangkan, bagaimana jika seharian Anda tidak mengucapkan sepatah kata pun?

2. Salurkan energi Anda dengan cara lain.

Anda mungkin banyak bicara – sebagian orang mengatakan Anda terlalu banyak bicara – karena Anda merasa kelebihan energi dan tidak tahu cara menyalurkannya. Karena itu, carilah saluran lain untuk mengungkapkan segala hal di benak Anda yang dapat membantu menyingkirkan semua hal yang menyumbat di kepala Anda.
Olahraga – terutama lari – dapat membantu Anda melakukan olah fisik sekaligus menyalurkan energi berlebih. Begitu juga dengan berjalan jauh atau memasak. Cari kegiatan apa saja yang cocok untuk Anda.

3. Lawan godaan mengobrol (chatting) secara daring.

Mengobrol secara daring hanya memenuhi hidup Anda dengan keriuhan dan sebagian besar yang Anda katakan sebenarnya tidak terlalu penting. Jika Anda memang ingin bercakap-cakap dengan teman Anda, telepon atau temui dia secara langsung alih-alih terus-terusan mengetik di komputer, bukan? Lain kali ketika Anda terdorong mengobrol secara daring untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan teman Anda yang ke-28, matikan komputer dan berjalan-jalanlah.


4. Ambil jeda dari media sosial.

Sebaiknya, ambil jeda dan jangan menengok Facebook, Instagram, Twitter, dan media sosial lainnya yang sering Anda akses. Situs-situs itu dipenuhi keriuhan, orang-orang berusaha membuat orang lain terkesan, dan kata-kata tak berguna yang mungkin bisa membuat Anda terdorong untuk menanggapi. Jika Anda sangat kecanduan, pakailah waktu selama 10-15 menit dari seluruh hari Anda untuk menengok media sosial, bukannya menghabiskan waktu untuk mengecek situs-situs itu setiap ada kesempatan.

Bukankah lebih baik Anda mendengar ucapan sahabat Anda secara langsung daripada mendengarkan ucapan orang yang benar-benar asing kepada banyak orang? Fokuslah pada hal yang benar-benar penting, bukannya pada suara-suara lain yang tidak penting.

5. Buat catatan harian.

Bangun kebiasaan untuk menulis catatan harian di ujung hari atau akhir pekan. Kebiasaan ini akan membantu Anda menuliskan pikiran-pikiran yang terlintas, membantu Anda agar tetap diam, dan menumpahkan apa yang tersimpan di dalam dada tanpa mengatakannya kepada lima belas sahabat Anda. Anda bisa menuliskan apa yang terjadi sepanjang hari, yang akan mendorong Anda untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menuliskan hal-hal yang lebih dalam di benak Anda.
Anda akan takjub saat menyadari bahwa Anda menjadi lebih pendiam jika menulis satu halaman di buku harian Anda setiap hari.

6. Meditasi.

Meditasi adalah cara yang sangat membantu untuk menenangkan pikiran, menjaga kesehatan tubuh, dan menenangkan Anda. Luangkan waktu 10-20 menit setiap pagi untuk duduk di tempat yang nyaman dan sepi. Pejamkan mata dan fokuskan pada napas yang keluar masuk tubuh Anda. Fokus pada satu bagian tubuh pada satu waktu dan perhatikan apa yang Anda dengar, cium, raba, dan rasakan ketika Anda duduk di situ. Hilangkan pikiran serius, fokus pada saat itu saja dan syukuri suasana yang sunyi, dan Anda sudah separuh jalan untuk memiliki hari yang lebih terfokus dan tenang.

Meditasi dapat membantu Anda agar tidak merasa kewalahan karena membuat Anda bisa lebih mengontrol pikiran dan tubuh.

7. Nikmatilah alam sekitar.

Berjalan-jalanlah. Pergilah ke pantai. Lihatlah tanaman indah yang ada di taman yang ada di sisi kota yang lain. Nikmati akhir pekan dengan pergi ke hutan. Lakukan apa saja yang bisa membuat Anda lebih dekat dengan alam. Anda akan takjub akan keindahan dan kekuatan akan suatu hal yang jauh lebih permanen daripada Anda dan Anda akan merasakan lenyapnya seluruh kebimbangan dan kata-kata Anda. Sulit rasanya untuk terus-menerus membicarakan apa yang Anda pikir akan muncul pada ujian matematika nanti saat Anda berdiri di kaki gunung yang cantik yang sudah ada sejak dulu.
Masukkan waktu untuk menikmati alam dalam jadwal rutin Anda setiap minggu. Anda dapat membawa catatan harian saat menikmati alam dan menuliskan pemikiran Anda saat itu.

8. Matikan musik.

Ya, musik dapat menyegarkan suasana saat Anda belajar, joging, atau selama perjalanan pergi-pulang dari tempat kerja. Namun, musik dapat menimbulkan keriuhan yang membuat Anda merasa ingin lebih banyak bicara, kalut, dan tergugah semangatnya. Anda boleh saja menyetel musik klasik atau jaz, tapi musik yang keras dengan lirik yang menarik dapat menimbulkan kebisingan yang akan melompat-lompat di kepala Anda dan membuat Anda tidak bisa tenang serta mengontrol hari Anda.

9. Jangan terburu-buru.

Jika Anda pada dasarnya orang yang heboh, banyak bicara, maka Anda tidak bisa menjadi Nona Pendiam dalam semalam. Tapi jika Anda berusaha agar tidak terlalu banyak bicara setiap hari, melakukan hobi dan aktivitas yang membuat Anda lebih pendiam, serta fokus untuk menjadi pendengar yang baik alih-alih banyak bicara, Anda bisa menjadi orang yang pendiam lebih cepat dari yang Anda bayangkan. Nah duduklah kembali, bersabarlah, dan nikmati perasaan lenyapnya hiruk-pikuk di kepala Anda -- dan dari pita suara Anda.
Iklan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar