Jakarta, Bayi yang baru lahir tentu belum tahu apa-apa. Namun usia ini adalah usia krusial karena orang tua harus mulai membentuk pola tidur mereka.
Dijelaskan dr Andreas Prasadja, RPSGT dari RS Mitra Kemayoran, jam tidur bayi akan terus berkurang seiring pertambahan usianya. Mulai dari 20 jam saat baru lahir hingga tinggal 14 jam di usia dua bulanan, begitu seterusnya.
Ketika sudah dianggap siap, orang tua tinggal melatih anak dengan mengatur jam tidurnya. "Apabila udah masuk jam tidur, anak disuruh tidur," tuturnya saat berbincang dengan detikHealth.
Dengan begini, dr Meta Hanindita, SpA dari RSUD Dr Soetomo mengatakan, orang tua secara tidak langsung juga mengenalkan konsep 'pagi dan malam' kepada bayi.
Di samping itu, saat jamnya tidur, bayi dibiasakan tidur dalam ruangan yang cahayanya digelapkan atau remang-remang. Kebalikannya, begitu hari sudah siang, biarkan cahaya matahari memasuki rumah dan kamar tidur.
Tetapi dr Meta berpesan, orang tua harus telaten untuk mengajarkan hal ini karena hasilnya biasanya baru kelihatan di saat umur si bayi memasuki 2-3 bulan.
Selain mengatur jam tidur malam, jangan biasakan bayi tidur siang terlalu lama karena ini akan membuat bayi rentan terjaga di malam hari. Caranya, dengan membangunkan si bayi untuk menyusu.
Akan tetapi sebenarnya wajar-wajar saja bila bayi masih sering terbangun di tengah malam. Menurut dr Hari Martono, SpA dari RS Pondok Indah, kebiasaan ini muncul saat bayi berumur 4-6 bulan, karena di usia segitu tidur malamnya baru bisa teratur.
Apa alasannya? Pertama, otak bayi sedang berkembang. Kedua, bayi mudah lapar ataupun kesepian.
Kata dr Ade, di sisi lain bayi jarang atau hampir tak mungkin mengalami gangguan tidur sebab jam biologisnya yang belum matang betul. "Paling-paling hanya bangun karena kencing, atau kebanyakan karena night terror atau nangis tapi nggak bisa didiemin," ungkap dr Ade.
Bila itu terjadi, orang tua tak perlu panik karena bayi akan diam dengan sendirinya. Selama bayi tidak mencederai dirinya sendiri, dr Ade mengatakan ini bukan persoalan besar.
Orang tua juga jangan mudah kaget bila bayi bergerak-gerak sendiri saat tidur karena bayi memiliki banyak refleks, yang bisa saja muncul sewaktu-waktu.
Selama 'pelatihan', orang tua juga bisa tidur sekamar dengan bayi, tetapi tidak dalam satu tempat tidur demi mencegah terjadinya sudden infant death syndrome (SIDS). Orang tua pun harus responsif bila sewaktu-waktu bayinya terbangun.
Orang tua mungkin akan sedikit kelelahan karena harus bangun tiap si bayi terjaga, tetapi hikmahnya hal ini menjadi bagian dari proses pembentukan pola tidur anak, tentu demi masa depan yang lebih baik.
(lll/vit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar