Fenomena pertumbuhan boyband dan girlband yang berkiblat pada Korea atau K-Pop,
mempengaruhi industri musik di Indonesia dengan begitu cepatnya.
Hebohnya fenomena tersebut dinilai hanya sekadar mementingkan tampilan
fisik semata.
“Menurut saya (boyband dan girlband), oke-oke saja. Cuma saya enggak tersentuh dengan musik-musik, cuma jual muka, joget-joget. Saya sendiri musisi dan saya menunjukkan musikalitas saya,” papar Shandy seperti dilansir KapanLagi.Bagi pelantun lagu ‘Malam Biru’ itu, boyband dan girlband itu bukan karakter musik Indonesia. Harusnya mereka bisa menyuguhkan musikalitas yang bagus, bukan hanya menyuguhkan penampilan menarik tanpa didukung kualitas vokal yang bagus.
“Band yang bagus itu yang bisa menginspirasi orang,” tandas pria kelahiran Jakarta, 12 Desember 1973 itu.Ada bagusnya jika mereka, siapapun, yang terjun ke dunia musik bisa mengejar kualitas. Salah satu caranya yaitu dengan penampilan musik secara live. Kemampuan seorang penyanyi dinilai saat mereka tampil secara live, bukan dengan lipsync. Kalau hanya dengan cara lipsync, justru menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki kualitas dalam bernyanyi.