Efek berbeda yang dirasakan sebagian orang ini ternyata memiliki alasan. Kopi tidak hanya meningkatkan keawasan setelah meminumnya, tapi juga level keasaman di perut. Asam yang cukup tinggi ini kemudian menimbulkan reaksi pada usus yang memicu keinginan untuk buang air besar.
Para peneliti awalnya mengira reaksi perut mulas itu dikarenakan efek pencahar yang ditimbulkan kafein pada kopi. Dalam percobaan yang dilakukan American Chemical Society tersebut, tiga dari 10 orang melaporkan mengalami mulas dan ingin buang air besar setelah meminum kopi.
Namun ternyata kafein bukanlah penyebabnya. Kopi yang dikurangi kandungan kafeinnya tetap menimbulkan efek yang sama. Sedangkan ketika meminum minuman soda diet, responden tidak mengalami hal yang sama. Dari situ, para peneliti mengambil kesimpulan bahwa ada senyawa lain di dalam kopi yang jadi penyebabnya.
Kemungkinan besar penyebabnya adalah sifat asam pada kopi yang memengaruhi perut sebagian orang. Selain itu kopi juga mengandung chlorogenic acid yang meningkatkan level asam di dalam perut.
Baca Juga: 50 Inspirasi Gaya Hijab Selebgram
"Hal ini menyebabkan perut memproduksi asam perut yang tinggi. Zat asam itu membuat tubuh lebih cepat memecah protein," tulis peneliti dalam laporannya, seperti dikutip dari Daily Mail.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa meningkatkan keasaman membuat perut mengeluarkan kotoran lebih cepat ke usus halus. Oleh sebab itu, beberapa orang merasa mulas dan ingin segera buang air besar setelah minum segelas atau secangkir kopi.
Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kopi memengaruhi kinerja usus besar selama empat menit. Durasi tersebut sama seperti ketika usus mencerna makanan besar.
Fakta lainnya tentang kopi, minuman yang biasa dinikmati pada pagi dan sore ini bisa meningkatkan produksi cholecystokinin dan gastrin. Kedua hormon tersebut diketahui membantu tubuh dalam mencerna makanan.
Gastrin bekerja memicu usus besar untuk mengolah makanan lebih cepat, dengan mengaktifkan gerak perostalsis. Perostalsis merupakan gerak relaksasi dan kontraksi otot untuk lebih mendorong kotoran menuju 'tempat pembuangan akhir' dan akhirnya dikeluarkan melalui anus.
(hst/hst)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar