Rabu, 6 Juni 2012
WARSAWA : Delapan Juni nanti, Piala Eropa 2012 akan dibuka
di National Stadium milik Kota Warsawa. Sebelum menyaksikan
pembukaannya, yuk intip seperti apa ibu kota Polandia ini. Konon,
sejarah tergores jelas di tiap bangunannya.
Beruntunglah Anda yang bisa menyaksikan langsung pembukaan Piala Euro
2012. National Stadium yang dibangun pada 1955 itu telah banyak dipugar,
disulap menggunakan material baja sebagai atapnya. Sekeliling bagian
atasnya berhias warna putih-merah, sebagai simbol bendera Polandia.
Stadion berkapasitas 58.500 tempat duduk inilah yang akan jadi saksi
pertandingan pertama Piala Euro 2012, antara Yunani dengan Polandia
sebagai tuan rumah. Berada di dalam stadion ini berarti terkungkung
dalam modernitas dan bangunan futuristik.
Tapi jika Anda melangkah ke luar National Stadium ini, waktu seakan
berhenti, kemudian berputar dan berbalik arah seiring Anda melihat
sekeliling. Di luar stadion ini, yang terhampar di depan mata adalah
kota kuno ala Eropa.
Warsawa, atau Warszawa dalam bahasa lokal, adalah ibukota sekaligus kota
terbesar di Polandia. Guratan sejarah terukir jelas di tiap
bangunannya: kastil, istana, hingga rumah-rumah berkonsep monoton.
Monotonitas ini adalah hasil invasi Jerman dan Swedia, dengan sentuhan
tangan Stalin yang berpengaruh terhadap konsep arsitekturnya.
Warsawa adalah kota kuno cantik di bantaran Sungai Wisla. Batas kotanya
juga apik: Laut Baltik di sebelah utara dan Pegunungan Karpaty di
sebelah selatan.
Mengutip situs Wikitravel, Senin (4/6), sebelum Warsawa, Krakow adalah
ibukota Polandia hingga tahun 1596 dialihkan ke Warsawa. Namun, invasi
oleh Jerman dan Swedia sempat meluluhlantakkan seluruh kota. Perang
Dunia II tahun 1939 menghancurkan ratusan bangunan asli yang ada sejak
abad ke-9. Perburuan terhadap bangsa Yahudi terjadi pada masa itu.
Tapi, layaknya manusia, Kota Warsawa juga berbenah diri. Perlahan tapi
pasti, bangunan-bangunan itu kembali berdiri kokoh. Dari lima distrik
yang ada di Warsawa, tempat Anda melihat langsung bekas bangunan ini
adalah distrik Centrum alias Old Town.
Inilah pusat Kota Warsawa dengan satu bangunan yang jadi ikon: Palace of
Culture (Palac Cultury). Menara jamnya adalah yang tertinggi di
Warsawa, dan bisa dilihat dari seluruh pelosok kota ini. Menara jam ini
secara tak langsung jadi "kompas" bagi wisatawan yang berkeliling kota.
Jangan takut tersesat.
Dari titik inilah Anda bisa mengikuti rute Royal Road. Mulai dari Royal
Castle, Anda bisa melakukan perjalanan (paling asyik dengan sepeda)
sejauh 10 kilometer. Melewati King Zygmunt's Column, Market Square,
Poster Museum, Presidential Palace, juga University Of Warsaw.
10 menit pertama Anda akan tiba di taman kota tertua yaitu Saxon Garden.
Tak jauh dari sana, taman kota terluas di Warsawa, Royal Baths Park,
sudah menghampar hijau di depan mata.
Ada dua pemakaman kuno yang sayang untuk dilewatkan. Pertama, Powazki
Cemetery yang merupakan pemakaman tertua di Eropa. Ada banyak patung
hasil karya seniman Polandia sejak abad ke-19. Kedua, Okopowa Street
Jewish Cemetery yang merupakan salah satu pemakaman Yahudi terbesar di
Eropa.
Sebelum berkeliling, Anda bisa membeli Warsaw Tourist Card yang tersedia
di Warsaw Convention Bureau. Kartu ini tersedia dua pilihan, yaitu
untuk 24 jam dan 3 hari penggunaan. Kartu ini memberi diskon (atau
bahkan gratis) masuk museum, tiket transportasi umum, galeri, pertokoan,
restoran, rental mobil, hingga akomodasi seperti hotel.
Kalau Anda seorang pemerhati detil, ada satu hal yang pasti menjadi
pertanyaan ketika berkeliling Kota Warsawa. Pertanyaan itu terwakilkan
oleh salah satu bait puisi karya pujangga Polandia, Zygmunt Laukowski.
"Warsaw the strong walls, why was the emblem Mermaid with sharp sword,
given you by the kings?"Mermaid, alias putri duyung, adalah simbol Kota
Warsawa yang patung atau plakat perunggunya bisa ditemukan di seluruh
kota. Bedanya, putri duyung yang jadi simbol kota ini membawa sebuah
pedang. Hal itu berdasar pada legenda yang dipercaya masyarakat lokal.
Seorang putri duyung jatuh cinta kepada pahlawan yang mati di medan
perang. Akhir cerita, sang putri duyung pun mengganti peran sang pujaan
hati untuk berperang demi Kota Warsawa.
Ya, mungkin legenda itu tak akan terjadi untuk kedua kalinya, apalagi
saat Anda sedang berada di Warsawa! Tapi bukannya tak mungkin Anda jatuh
cinta pada kota ini bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar