Alamat
Selasa, 21 Mei 2013
Bangkit dengan Vokalis Baru, ST 12 Ingin Terus Berkarya
Jakarta - Kehilangan seorang vokalis tentunya menjadi kerugian
besar bagi sebuah band. Hal itu dirasakan oleh band ST 12 yang ditinggalkan oleh
Charly Van Houten.
Tapi, kini ST 12 kembali dengan vokalis baru Ridho. Masih mampukah kembali tenar seperti dulu?
"Kita tidak pernah berpikir akan tenggelam atau naik. Yang penting kita berkarya. Intinya bagaimana bisa berkarya dengan baik," tutur sang drumer, Pepep saat ditemui di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (21/5/2013).
Yang jelas, Pepep dan kawan-kawannya telah berhasil menunjukkan bahwa ST 12 masih eksis. Mereka merilis album baru yang bahkan diedarkan di 4 negara lain di Asia selain tentu saja di Indonesia sendiri.
"Kita nggak neko-neko. Kita ingin go internasional. Kedua, kita ingin memajukan musik Indonesia. Doakan kita selalu bisa berkarya juga untuk bisa menciptakan formula baru dalam bermusik," harap Pepep.
Tapi, kini ST 12 kembali dengan vokalis baru Ridho. Masih mampukah kembali tenar seperti dulu?
"Kita tidak pernah berpikir akan tenggelam atau naik. Yang penting kita berkarya. Intinya bagaimana bisa berkarya dengan baik," tutur sang drumer, Pepep saat ditemui di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (21/5/2013).
Yang jelas, Pepep dan kawan-kawannya telah berhasil menunjukkan bahwa ST 12 masih eksis. Mereka merilis album baru yang bahkan diedarkan di 4 negara lain di Asia selain tentu saja di Indonesia sendiri.
"Kita nggak neko-neko. Kita ingin go internasional. Kedua, kita ingin memajukan musik Indonesia. Doakan kita selalu bisa berkarya juga untuk bisa menciptakan formula baru dalam bermusik," harap Pepep.
Anak-anak harus diizinkan belajar dari kesalahan
Orang tua diminta tak terlalu membebani anak dengan aneka kewajiban.
Anak-anak harus didorong untuk mengambil risiko dan berbuat kesalahan selagi mereka masih cukup muda untuk belajar dari kesalahan itu, kata seorang aktivis pendidikan.
Anak-anak harus punya waktu untuk bermain kartu, mengendarai go-kart dan memanjat pohon, kata Christian Heinrich, ketua Asosiasi Sekolah Asrama Inggris.
Ia juga memperingatkan orang tua agar tidak terlalu membebani anak dengan berbagai kewajiban "dengan dalih persiapan masa depan mereka."
Ia mengatakan hal itu dalam konferensi tahunan asosiasi dan mengingatkan bahwa ada hal lain di sekolah selain ruang kelas dan ujian.
Anak-anak harus diberikan waktu untuk belajar tetapi juga menikmati masa kanak-kanak.
Ia mengatakan, "Masa kanak-kanak mungkin kelak hanya tinggal istilah yang diciptakan kesusasteraan Eropa di Abad ke-16 dan 17."
"Sedihnya, di banyak bagian dunia, masa kanak-kanak nyaris tidak ada. Kita terberkati di sekolah-sekolah Inggris dengan kemampuan untuk memperpanjang masa kecil dan mengisinya dengan hal-hal yang menyenangkan," kata Heinrich.
"Ingat, begitu masa kanak-kanak hilang, ia tak akan pernah kembali. Kita jangan membuat anak terburu-buru menyambut masa depan mereka," katanya.
Anak-anak harus didorong untuk mengambil risiko dan berbuat kesalahan selagi mereka masih cukup muda untuk belajar dari kesalahan itu, kata seorang aktivis pendidikan.
Anak-anak harus punya waktu untuk bermain kartu, mengendarai go-kart dan memanjat pohon, kata Christian Heinrich, ketua Asosiasi Sekolah Asrama Inggris.
Ia juga memperingatkan orang tua agar tidak terlalu membebani anak dengan berbagai kewajiban "dengan dalih persiapan masa depan mereka."
Ia mengatakan hal itu dalam konferensi tahunan asosiasi dan mengingatkan bahwa ada hal lain di sekolah selain ruang kelas dan ujian.
Anak-anak harus diberikan waktu untuk belajar tetapi juga menikmati masa kanak-kanak.
Ia mengatakan, "Masa kanak-kanak mungkin kelak hanya tinggal istilah yang diciptakan kesusasteraan Eropa di Abad ke-16 dan 17."
"Sedihnya, di banyak bagian dunia, masa kanak-kanak nyaris tidak ada. Kita terberkati di sekolah-sekolah Inggris dengan kemampuan untuk memperpanjang masa kecil dan mengisinya dengan hal-hal yang menyenangkan," kata Heinrich.
"Ingat, begitu masa kanak-kanak hilang, ia tak akan pernah kembali. Kita jangan membuat anak terburu-buru menyambut masa depan mereka," katanya.
Langganan:
Postingan (Atom)